Sabtu, 17 September 2011

just to remember


Masa-masa  kuliah baru aku jalani hampir satu tahun, namun telah banyak hal yang berubah dalam kehidupanku, memang perubahan itu akan selalu hadir perjalanan hidu kita. Tanpa perubahan, hidup ini tak akan berjalan. Namun,, perubahan yang seperti ini yang tak ku harapkan. Perhatian dari orang tua yang semakin lama, semakin hilang. Mungkin ibu menganggap aku sudah dewasa, tak harus bergantung lagi dengannya. Aku sudah dapat menentukan pilihan hidupku. Namun taukah, aku merasa sepi, aku merasa telah mengecewakan ibu. Apa mungkin setelah aku tinggal jauh dari rumah, merantau di kota orang, sifatku menjadi tidak baik?? Aku selalu menakutkan hal itu akan terjadi. Sebisa mungkin aku menghindari hal-hal buruk. Ibu, sesungguhnya aku sangat merindukan kehangatanmu dulu, perhatianmu dulu, aku rindu bentakan itu, aku rindu kemarahan itu, aku rindu,,sangat rindu.  Irinya hatiku ketika aku melihat sahabatku bercanda dengan ibunya, meski hanya lewat telfon. Ingin aku selalu bercanda denganmu bu,, namun aku tahu ibu beda, ibu sibuk,ibu mencari uang untuk kami. Ingi sekali aku membahagiakannya, namun terkadang ke egoisanku muncul, ketika sudah berencana membahagiakannya, tiba-tiba muncul keinginan yang lain, ingin sekali menuruti apa yang ibu inginkn. Walaupun aku tahu, ibu tak akan menuntut kita dengan materi, namun apa yang bisa kita lakukan??tak akan ada sesuatu hal yang bisa menandingi kasih sayang ibu, tak ada satu hal yang mampu untuk membalas jasa-jasa ibu. Aku sangat merindukan kebersamaan dengannya, dimana segala sesuatu harus aku diskusikan dengannya. Mulai dari pakaian hingga sekolahku, ibu selalu turut andil dalam memutuskannya. Memang,,sering apa yang ibu tunjukkan tak sama dengan apa yang aku mau, tapi ternyata dibalik keputusannya selalu ada harapan yang tak akan pernah kita duga sebelumnya. Aku baru menyadarinya bu,,, maaf aku sering keras kepala dalam mengambil keputusan. Tersadar ketika aku keras kepala memilih sekolah yang aku inginkan, di sebuah universitas ternama di Jawa bahkan mungkin di Indonesia. Aku terlalu percaya diri bisa diterima disana, engkau hanya memberi dukungan kepadaku,dengan sedikit nasehat,, “nduk, ibu pengen kamu jadi guru, sekolahlah dijurusan pendidikan, pilihanmu akan menuntunmu ke arah yang lebih baik, namun kalau memang kamu inginnya seperti itu ibu hanya bisa mendo’akan.” Maafkan aku bu,, ketika itu aku keras kepala dan menyakiti hatimu dengan perkataanku yang mungkin terkesan tak peduli dengan harapanmu.
Setelah aku berulang kali mendaftarkan diri di universitas yang aku inginkan tidak berhasil, akhirnya aku putuskan untuk mendaftarkan diri di jurusan pendidikan seperti harapan ibu, aku berdo’a agar aku diterima disana, aku memilih jurusan pendidikan ekonomi karena memang sejak SMA aku senang sekali pelajaran itu, yang kedua aku memilih PG PAUD, mungkin saja aku bisa seperti ibu, bergelut pada dunia anak, dengan penuh kesabaran mendidik mereka menjadi anak-anak yang baik, lucu dan semoga bisa bermanfaat untuk kehidupannya dan orang lain.
Hampir 1 bulan aku hanya berdiam diri di rumah, menunggu pengumuman penerimaan jadi mahasiswa. Berbagai tawaran kerja dari saudara menantiku, beruntung sekali aku ditawari pekerjaan, sementara teman-temanku sibuk kesana – kemari mencari kerja namun tak kunjung dapat, namun aku ang sudah ditawari berbagai pekrjaan belum memutuskan untuk kerja, aku masih menuggu pengumuman penerimaan mahasiswa, rasanya kali ini aku optimis kalau aku  diterima. Ibu selalu mendo’akanku. Di malam ketika aku telah terlarut dalam tidurku, ibu tetap terjaga mendo’akanku. Sampai beberapa hari menjelang pengumuman itu, aku telah pasrah, aku memutuskan untuk membuat lamaran kerja ke sebuah bank swasta besar di Indonesia yang punya cabang di kotaku. Aku puuskan nantinya aku bisa kuliah sambil kerja dan bisa membantu ibu. Tiba-tiba, ketika aku nonton tv bersama keluarga, diberitakan bahwa pengumuman SNMPTN diajukan. Aku tak langsung mencari tahu hasil seleksiku, aku takut seprti sebelumnya, terlalu bersemangat dan hasilnya nol, bahkan membuat aku meneteskan air mata berhari-hari. Satu pelajaran yang daat aku ambil dari kegagalanku tersebut, kita memang tidak boleh sombong ataupun terlampau percaya diri, memang prestasiku ketika SMA dulu tergolong gmilang, aku mendapat penghargaan sebagai salah satu siswa berprestasi, namun keberuntungan dan kesuksesan tidak bisa hanya diukur dari prestasi saja. Keberutungan dan kesuksesan juga turut mengambil bagia. Sejak saat itu aku bersabar dan tak mau lagu terlalu percaya diri hingga akhirnya terkesan sombong.
Berita di tv itu membuat handphoneku berdering terus, saudara dan sahabat-sahabtku berbarengan menanyiku apakah aku diterima. Tak ada niatan aku melihat pengumuman itu sekarang. Namun temanku mendesakku agar aku mau melihat, dia memang telah membuk hasilnya, tapi kesuksesanny tertunda, ku memberikan nomer pendaftaranku padanya, aku hanya pasrah, apapun yang terjadi aku yakin itu yang terbaik, walaupun impianku untuk bisa melanjutkan ke perguruab tinggi itu sudah ada sejak kecil, namun terkadang yang terjadi tak bisa sesuai dengan yang kita rencanakan.
Kali ini, mungkin kesempatanku, alhamdulillah aku diterima di jurusan pendidikan seperti yang ibu mau, walaupun aku tidak bisa dijurusan seperti profesi ibu. “ibu,,,, akhirya aku diterima..” dengan senyum sambil mencium pipi ibu, aku menympaikan kabar gembira itu, ibu terharu, dan menangis, ya Rob,,, betapa bahagianya hati ibu kala itu, aku menyadari betapa beliau menaruh harapan padaku... aku pun tak sanggup menahan airmataku, mungkin bagi sebagian orang diterima di perguruan tinggi adalah suatu hal yang biasa, yang tidak terlalu diharapkan, namun bagiku hal ini merupakan satu langkah awaal aku bisa membahagiakan ibuku. Ibu memintaku untuk pergi ke warnet, melihat pengumuman itu sendiri, aku bergegas menuju warnet, dengan hati yang campur aduk nggak karuan rasanya. Benar memang, nama dan nomer pendaftarnku tercantum disana, sebagai calon mahasiswa baru di universitas negeri jurusan pendidikan ekonomi. Aku bahagia, aku berpikir itu artinya aku bisa kuliah tanpa biaya dan mendapat beasiswa tiap bulannya, karena memang ketika itu aku mendaftar SNMPTN berbeasiswa. Namun tulisan terakhir setelah pengumuman itu membuat aku kembali lesu, dan mencoba mengubur impianku. Ternyata pengumuman mahasiwa yang mendapat beasiswa diundur 1 minggu lagi.
Berita itu ku kabarkan pada ibu, namun beliau tetap tenang dan bijaksana, memintaku berdo’a dan memasrahkannya pada Yang Kuasa. Pasrah pada keadaan, jika memang aku ditakdirkan untuk kuliah, aku pasti diterima dengan mendapat beasiswa tersebut, kalau tidak,,,, ya itu artinya aku harus kerja.
Seminggu menunggu, pengumuman akhirnya aku diterima dengan mendapat beasiswa. Betapa bahagianya orang tuaku, sujud syukur kepada Yang segala memberi rizeki.
Kehidupan kampuspun aku jalani, awalnya memang berat, melakukan segala sesuatu sendiri. Apalgi ketika itu ospek dan bulan puasa. Dulu ketika SMA, setelah saur dan shoat shubuh yaa langsung tidur saja sebelum berangkat sekolah, tapi sekarang selesai saur saja sudah antri mandi, mahasiswa baru harus erangkat jam 6, sementara di kos baruku ini ada 7 anak baru, yang semuanya di wajibkan berangkat kurang dari jam 6 dan kamar mandi yang berfungsi hanya 1. Harus antre ni kayak mo dapat BLT aja,,,,hihihihihi.. aku sering geli sendiri kalau pagi-pagi udah pada triak antri mandi.
Bersambung...... :)

1 komentar:

  1. Lucky Club Casino site - Casino Games, live dealers
    Lucky Club Casino site. The game variety is extensive. The software was provided by Microgaming. The company had a license from the luckyclub Malta Gaming Authority (MGA),

    BalasHapus